Salam

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

Assalamu'alaikum warahmatullah, Jaroe dua blah lon beu'et teuma, Saleum ulon brie keu mandum rakan, Bak Allah teuman lon lakee do'a

Critical Review!!! Gimana sich????



Buat teman-teman mahasiswa, apalagi yang masih baru di bangku kuliah (master alias S2) membuat critical reiew merupakan hal yang susah, malah terkadang merasa sangat teramat susah. Apa lagi sewaktu kuliah di S1 (sarjana) dulu kita gak kenal yang namanya critical review. Jadi ini akan menjadi beban buat kita, tiba-tiba di S2 (pascasarjana) sudah ditugaskan mengkirisi buku atau artikel (kebayang gak susah dan binggungnya…).

Nah ini ada ada sedikit oleh-oleh ilmu tentang cara membuat Critical Review, moga aja bermanfaat. Salah satu bentuk tugas mata kuliah yang lazim diberikan di perguruan tinggi adalah critical review sebuah buku atau artikel. Setelah diperiksa oleh tim dosen dan asisten mata kuliah yang bersangkutan, tidak jarang critical review yang dikumpulkan hanya berupa terjemahan artikel belaka. Kalau sudah begini, yang jadi pertanyaan adalah:

1. Mengapa mahasiswa belum memahami makna critical review?
2. Apakah kita sebagai dosen sudah memberikan penjelasan dan pemahaman yang tepat tentang critical review?
3. Apakah kita sendiri sebagai dosen sudah memahami critical review dengan baik?
4. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan critical review?
5. Bagaimana cara membuat sebuah critical review?
6. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi pengetahuan tentang critical review yang disarikan dari beberapa sumber.
7. Apa yang dimaksud dengan critical review?

Critical review bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi & analisis) kita mengenai keunggulan & kelemahan buku atau artikel tersebut, apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita & menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui critical review kita menguji pikiran pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang kita miliki. Maksud pemberian tugas kuliah berupa critical review ini adalah untuk mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis & kritis, dan mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325). Bagaimana memulai untuk membuat critical review? Untuk bisa membuat sebuah critical review, kita harus terbiasa untuk berpikir kritis. Dengan berpikir kritis berarti kita mengontrol proses berpikir secara sadar (Troyka, 2006:115). Hal ini sama seperti ketika kita bertemu dengan teman baru, kemudian kita memutuskan apakah kita menyukai orang tersebut apa tidak (Troyka, 2006:117).

Menurut Troyka (2006:117), proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Merangkum (menyatakan kembali);
2. Menganalisis (menggali informasi tersirat);
3. Mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum dan dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita);
4. Mengevaluasi (membuat penilaian). Tahapan inilah yang diterapkan pada saat kita melakukan critical review. Membuat critical review sama dengan membuat sebuah essay pendek.

Ada beberapa langkah yang harus kita lalui sebelum membuat critical review, yaitu:
1. Memilih buku
2. Membaca kritis
3. Membuat kerangka dan menulis

Ad1. Memilih buku.
Idealnya kita memilih sendiri buku yang akan kita bahas berdasarkan minat kita terhadap bidang tertentu. Dengan menentukan pilihan sendiri akan memperlancar upaya kita untuk melakukan sebuah critical review, namun untuk sebuah tugas kuliah biasanya buku yang akan kita bahas sudah ditentukan. Hal ini bukan berarti menghalangi upaya kita melakukan critical review dengan baik.


Ad2. Membaca kritis
Tentu saja setelah kita memilih buku atau mendapat buku yang ditugaskan, langkah berikutnya adalah membaca. Menurut Troyka (2006:125-126) membaca artikel atau buku dengan baik adalah membaca dengan kritis & sistematis, yaitu:
a. Preview, sebagai perkiraan tentang apa yang akan kita baca untuk mempermudah proses membaca. Teknik scanning & skimming akan berguna pada tahap ini. Pada saat melakukan preview, cari informasi singkat dengan membaca daftar isi dan bab yang kita tuju secara cepat: dari keseluruhan daftar isi, kira-kira apa isi buku tersebut, apa hubungan antara bab sebelum dan bab sesudah dengan bab yang kita tuju, baca semua sub judul dan lihat semua gambar, tabel, dan penjelasan eksta untuk mendapatkan gambaran umum tentang isi bab yang kita tuju. Menurut Rosen (2006:69), tahap preview ini merupakan tahap membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan.
b. Membaca secara dekat dan aktif. Setelah melakukan preview pada bab yang kita tuju, langkah selanjutnya adalah membaca secara dekat dan aktif untuk lebih menggali informasi. Tahap membaca secara dekat dan aktif ini dinamakan tahap membaca untuk memahami struktur bahan bacaan yang akan kita bahas (Rosen, 2006:70).
Hal ini dapat dilakukan dengan memberi catatan singkat di tepi halaman di samping paragraf yang kita baca.
1. Membaca secara dekat (close reading); memberi catatan singkat mengenai isi (rangkuman) paragraf. Dengan kata lain kita mencari pikiran utama setiap paragraf.
2. Membaca secara aktif (active reading); memberi catatan singkat tentang isi paragraf dikaitkan dengan pengetahuan. Hal-hal lain yang menarik perhatian kita yang berhubungan dengan isi paragraf.
c. Review, membaca kembali untuk membandingkan apa yang kita baca pada langkah :
1. Preview
2. Membaca secara dekat dan aktif.
3. Review berguna agar kita lebih memahami bahan bacaan. Oleh karena itu sebaiknya review dilakukan berkali-kali dan upayakan kita selalu menambah materi active reading.

Ad3. Membuat kerangka (outline) dan menulis
Buat kerangka dan kembangkan menjadi tulisan berdasarkan panduan struktur critical review dan panduan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Apa saja yang dibahas dalam critical review?
Struktur sebuah critical review terdiri dari:

a. Informasi bibliografi.
Sebagai langkah pertama, selalu sajikan informasi mengenai artikel yang akan kita bahas (nama pengarang, tahun, judul artikel, bab dan judul bab yang dibahas, halaman, kota dan nama penerbit).
b. Pengantar (introduction).
Bagian pengantar biasanya berisi pembahasan umum mengenai topik artikel yang akan dibahas, esensi topik yang akan dibahas dikaitkan dengan isu yang lebih luas (disesuaikan dengan bidang kajian kita sebagai reviewer), dan penjelasan singkat mengenai struktur pembahasan critical review kita.
c. Bagian utama (main body). Pada dasarnya, ada 2 (dua) hal utama dalam sebuah critical review, yaitu:
1. Merangkum/menyatakan kembali apa yang ada di dalam sebuah artikel dengan kata-kata kita sendiri, bukan menyalin ataupun menerjemahkan
2. Mengevaluasi.
a. Rangkuman.
Pada bagian ini dinyatakan kembali topik pembahasan artikel, struktur dan metoda pembahasan yang digunakan oleh pengarang/penulis, fokus pembahasan dan argumen utama pengarang/penulis, contoh atau bukti pendukung, kesimpulan pengarang/penulis (pada tahap merangkum kita baru menyajikan kesimpulan pengarang/penulis artikel, bukan kesimpulan kita tentang artikel tersebut). Sebaiknya bagian rangkuman tidak lebih panjang dari bagian evaluasi.
b. Evaluasi.
Mengevaluasi bukan berarti mencari benar atau salah, tetapi menjelaskan kualitas artikel/buku yang dimaksud (keunggulan dan kelemahan). Semakin banyak kita membaca artikel/buku lain dengan topik sejenis akan memudahkan kita membuat penilaian. Beberapa contoh pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi, yaitu:
1. Siapa pengarang/penulis artikel/buku tersebut?
2. Apakah dia berkompeten dalam bidang kajian yang dibahas dalam artikel/buku tersebut?
3. Siapa target audience (peneliti, praktisi, mahasiswa) yang dituju dalam artikel/buku tersebut?
4. Apakah artikel/buku tersebut sesuai dengan target audience yang dimaksud?
5. Apakah pertanyaan penelitian yang diajukan dalam artikel/buku tersebut menarik dan relevan?
6. Apakah pembahasan artikel/buku yang dimaksud disajikan secara detail, singkat, atau menyeluruh oleh pengarang/penulis?
7. Apakah metoda pendekatan yang digunakan oleh pengarang/penulis sudah sesuai? Jika tidak, mengapa?
8. Kemudian,metoda pendekatan apa yang cocok?
9. Apakah gagasan yang diajukan pengarang/penulis cukup logis dan teratur?
10. Apakah masih terdapat bias?
11. Bagaimana hubungan antar gagasan yang diajukan oleh pengarang/penulis?
12. Apakah disajikan secara naratif atau analitis?
13. Apakah contoh atau bukti pendukung yang diberikan oleh pengarang/penulis logis, faktual, dan cukup kuat mendukung pikiran utama atau masih sangat terbatas?
14. Apakah contoh tersebut malah bertentangan?
15. Pertimbangkan juga jenis. contoh/bukti yang digunakan (data primer atau sekunder).
16. Bandingkan dengan artikel/buku lain dengan topik sejenis, apakah ada kesamaan atau perbedaan gagasan ataupun metoda pembahasan yang digunakan?
17. Jelaskan kesamaan atau perbedaan tersebut.
18. Apakah pada bagian kesimpulan dijelaskan bahwa pengarang/penulis dapat mencapai tujuan yang dimaksud?
19. Apakah masih ada hal-hal yang belum dipertimbangkan pada bagian kesimpulan?
20. Apakah pengarang/penulis memberikan saran studi atau penelitian lanjut terkait dengan topik pembahasan?
21. Apakah artikel/buku tersebut juga mencantumkan ilustrasi, daftar pustaka ataupun indeks yang bermanfaat?

d. Penutup (conclusion). Sebagai penutup, buat evaluasi atau penilaian secara keseluruhan. Beberapa contoh pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk memudahkan penilaian akhir, yaitu:
1. Apakah maksud dan tujuan pengarang/penulis tercapai?
2. Apakah pengarang/penulis bersifat subyektif atau obyektif dalam mencapai tujuannya?
3. Apakah pengarang/penulis mengabaikan informasi relevan terkait dengan topik pembahasan?
4. Apa esensi artikel/buku yang ditulis terhadap bidang keilmuan secara umum?
5. Apa manfaat artikel/buku yang ditulis terhadap mata kuliah yang bersangkutan?
6. Apa pengaruh artikel/buku tersebut bagi kita sebagai reviewer?
7. Apakah ada saran dari kita untuk penelitian atau studi lanjut terkait dengan topik pembahasan?
8. Apakah kita sebagai reviewer akan membeli buku tersebut atau kita akan merekomendasikan artikel/buku tersebut kepada kolega atau teman kita?


Pustaka
Bradfort, James C. 1997. Guide to Writing Book Reviews. . http://www.usd.edu/~khackeme/guides/reviewgd.html.

Colford, Ian. 2000. How to Write a Book Review. . http://www.library.dal.ca/how/bookrev.html.

Draper, Gary. 2006. Writing Book Reviews. . http://www.lib.uwaterloo.ca/libguides/1-12.html.

Herbert T. Coutts Education and Physical Education Library. University of Alberta. 23 September 2005.
A Concise Guide to Writing a Critical Book Review. http://www.library.ualberta.ca/guides/bookreview/index.cfm. Diakses 8 Mei 2007.

Monash University. 2005. Critical Review Writing. .http://www.monash.edu.au/lls/llonline/quickrefs/26-critical-review.xml.

Memorial University Libraries. 17 Desember 2003. How to Write a Book Review.
http://www.library.mun.ca/guides/howto/write_book_review.php#out.

Rosen, Leonard J. 2006. The Academic Writer̢۪s Handbook. New York: Pearson Longman.
Troyka, Lynn Quitman. 2006. Simon & Schuster Handbook for Writers. 8th Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

University of Delaware Writing Center. 2006. Critical Review. .
http://www.english.udel.edu/wc/student/handouts/critical_reviews.html.

UW-Madison Writing Center. 2006. Critical Review. . http://www.wisc.edu/writing/Handbook/CriNonfiction.html .

UW-Madison Writing Center. 2006. Reading a Nonfiction Book to Review It.
http://www.wisc.edu/writing/Handbook/CriReadingBook.html. Diakses 8 Mei 2007

0 Response to "Critical Review!!! Gimana sich????"

Mutiara dari Baginda Nabi SAW

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.

Kata Pilihan 1

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Kata Pilihan 2

Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kehilafan, berputus asa dengan kehilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kehilafan yang kamu lakukan, wahai Ibn ‘Imran.

Kata Pilihan 3

Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (QS. Al-An'âm [6]: 162-163)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel