Salam

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

Assalamu'alaikum warahmatullah, Jaroe dua blah lon beu'et teuma, Saleum ulon brie keu mandum rakan, Bak Allah teuman lon lakee do'a

Ku tak mencaci mu

Bangsat…
Kau korupsi tanpa menggunakan hati nurani
Agar kau bisa bisa hidupi keluarga sendiri
Menghadiahkan istri model berlian terkini
Dan kuliahkan anak mu ke negeri…

Keparat…
Kau terima suap untuk beli Viagra agar bisa mencicipi
Belasan atau mungkin puluhan vagina yang kau sumbat dengan lahaap..
Bagai kan srikala buas di hutan belantara
Mengenyangkan perutkan secara biadaab..

Berapa milyar kau habiskan untuk membeli kenikmatan
Dari perempuan yang dijual murah di pasar kelas kakab

Kau bagai iblis yang pura-pura taat
Memberikan sumbangan tanpa mengikat
Pada perempuan yang membuat mu terpikat
Kau tindih, diapun menjerit nikmat

Apakah kau masih pantas di sebut manusia
Perbuatanmu saja sama tak beretika
Rakyat kau biarkan melarat, tp asset pribadimu semakin meningkat..

Maaf…
Bukan aku mencaci atau iri hati
Tp aku heran saja kenapa ada makhluk sepertimu
Yang tidak ku tahu harus ku sebut apa
Manusia, binatang, iblis ataukah ada nama lain
Yang sangat teramat pantas untuk kau sandang sebutannya..

0 Response to "Ku tak mencaci mu"

Mutiara dari Baginda Nabi SAW

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.

Kata Pilihan 1

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Kata Pilihan 2

Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kehilafan, berputus asa dengan kehilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kehilafan yang kamu lakukan, wahai Ibn ‘Imran.

Kata Pilihan 3

Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (QS. Al-An'âm [6]: 162-163)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel