Salam

السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

Assalamu'alaikum warahmatullah, Jaroe dua blah lon beu'et teuma, Saleum ulon brie keu mandum rakan, Bak Allah teuman lon lakee do'a

Hybrid Financing : Prefered Stock, Warrants and Convertible

SAHAM PREFEREN
Saham preferen merupakan campuran antara hutang jangka dan saham biasa, artinya saham preferen mempunyai karakteristik hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasai, tuntutan pemegang saham preferen atas aktiva berada pada ururtan setelah kreditor, namun sebelum saham biasa. Besarnya tuntutan tergantung nilai pari saham. Jika nilai pari per lembar saham adalah $100, maka investor berhak atas atas penggantian sebesar $100 per lembar saham. Meskipun saham preferen memiliki deviden, namun pembayaran deviden cenderung lebih bersifat sebagai kebijakan perusahaan daripada sebagai kewajiban tetap.
Pengembalian maksimum pemegang saham preferen biasanya dibatasi dengan sejumlah deviden tertentu dan pemegang saham ini tidak memiliki hak atas nilai sisa laba perusahaan . Jika seorang pemegang saham preferaen memiliki 100 lembar saham preferen bernilai pari $50 dengan deviden 10,5%, maka pengembalian maksimum yang dapat diharapkan adalah $525.

Karakterisitk Saham Preferen:
- Memiliki nilai nominal
- Deviden besarnya tetap, merupakan persentase dari nilai nominal.
- Deviden bersifat kumulatif, artinya bila tidak terbayar akan diperhitungkan pada tahun berikutnya.
- Tidak memiliki hak voting.
- Tidak memiliki waktu jatuh tempo.

Deviden Kumulatif
Hampir seluruh saham preferen memiliki deviden kumulatif, yaitu deviden yang tidak dibayarkan saat ini akan dibayarkan kemudian. Sebelum perusahaan melakukan pembayaran deviden saham biasa, perusahaan harus membayarkan tunggakan deviden yang dimilikinya atas saham preferen. Misalnya dewan direksi tidak membayarkan deviden 8% selama tiga tahun berturut-turut. Jika saham memiliki nilai pari $100, berarti perusahaan memiliki tunggakan deviden sebesar $24. Sebelum perusahaan membayar deviden saham biasa, perusahaan harus membayar deviden sebesar $24 untuk setiap lembar saham yang dimiliki pemegang saham preferen.
Meskipun terjadi penunggakan pembayaran deviden saham preferen, tidak ada jaminan bahwa deviden tersebut pasti dibayarkan. Jika perusahaan tidak memiliki keinginan untuk membayar deviden saham biasa maka tidak perlu dilakukan pembayaran tungggakan (arrearage) deviden kumulatif tersebut.
Kebalikan dari kumulatif, saham preferen ada yang bersifat non kumulatif, yaitu saham preferen yang devidennya belum dibayarkan tidak diakumulasikan.

Saham Preferen Partisipasi
Saham preferen partisipasi berarati pemegang saham jenis ini diberikan kesempatan untuk berpartisipasi (menikmati) nilai sisa laba perusahaan berdasarkan jumlah yang disepakati. Pemegang saham preferen mungkin memiliki hak yang sama dengan pemegang saham biasa atas pembayaran deviden saham biasa di atas nilai tertentu. Misalnya, saham preferen partisipasi 6% dengan nilai pari $100 . Pemegang saham ini memiliki hak yang sama dengan pemegang saham biasa untuk setiap pembayaran deviden di atas $6. Jika deviden saham biasa $7, maka pemegang saham preferen partisipasi akan menerima tambahan deviden $1 untuk setiap saham yang dimiliki.
Namun kebanyakan saham preferen tidak bersifat partisipatif, dengan maksimum pengembalian dibatasi sampai tingkat deviden tertentu.

Hak Suara (Situasi Khusus)
Karena pemegang saham preferen memiliki prioritas di atas pemegang saham biasa terdapat aktiva dan laba, maka pemegang saham preferen biasanya tidak diberikan hak suara dalam manajemen kecuali perusahaan tidak dapat membayar deviden saham preferen selama periode tertentu. Penunggakan pembayaran deviden tiga bulanan sebanyak empat kali misalnya, adalah merupakan kondisi khusus di mana pemegang saham preferen diberi hak suara. Dalam situasi tersebut pemegang saham preferen sebagai suatu kelompok diberi hak untuk memilih beberapa direksi. Namun biasanya saat pemegang saham preferen diberi hak suara, kondisi perusahaan berada dalam kesulitan keuangan yang parah. Akibatnya, hak suara yang diberikan tidak memiliki pengaruh apapun.

Penarikan Kembali Saham Preferen
Saham preferen biasanya tidak memiliki maturitas, namun bukan berarti saham preferen akan beredar selamanya. Terdapat kondisi yang memungkinkan penarikan kembali saham preferen.
Ketetapan Penarikan. Hampir semua saham preferen memiliki harga tebus yang dinyatakan, yang nilainya di atas harga penerbitan awal. Seperti ketetapan penarikan pada obligasi, ketetapan penarikan saham preferen memiliki fleksibilitas bagi perusahaan. Tanpa adanya ciri pembelian kembali (call feature) atas saham preferen, perusahaan dapat menarik kembali saham preferen yang dimilikinya hanya dengan cara yang lebih mahal dan kurang efisien, seperti pembelian saham pada pasar terbuka, melakukan penawaran tender saham preferen pada harga di atas harga pasar atau menawarkan penggantian saham preferen dengan surat berharga lainnya.
Dana Pelunasan. Banyak saham preferen memiliki dana pelunasan yang menjamin penarikan kembali saham secara teratur. Seperti halnya pada obligasi, dana pelunasan saham preferen menguntungkan bagi investor karena proses penarikan kembali akan memberikan tekanan ke atas terhadap harga pasar saham yang tersisa.
Konversi (Pertukaran). Saham preferen ada yang dapat dipertukarkan menjadi saham biasa sesuai keinginan pemegang saham. Pada saat terjadi pertukaran, maka saham preferen ditarik kembali; karena pada dasarnya seluruh surat berharga konvertibel dapat ditarik atau dibeli kembali. Perusahaan dapat mendorong timnbulnya konversi denngan membeli kembali saham preferen jika harga pasar saham preferen di atas harga tebus. Saham preferen konvertibel seringkali digunakan dalam akuisisi perusahaan lain. Penggunaan saham preferen untuk mengakuisisi perusahaan lain timbul dari kenyataan bahwa transaksi tidak dikenakan pajak bagi perusahaan yang diakuisisi atau bagi pemegang sahamnya pada saat akuisisi. Transaksi terkena pajak hanya pada saat saham preferen dijual.

Jenis-jenis Khusus Saham Preferen
Banyak saham preferen mempunyai deviden yang tetap, tetapi beberapa perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tingkat deviden mengambang. Saham jenis ini mempunyai tingkat deviden yang tergantung pada tingkat bunga surat berharga pemerintah. Penyesuaian tingkat deviden dibuat per kuartal dan ditetapkan dalam batasan tertentu. Penggunaan saham preferen dengan tingkat mengambang merupakan perlindungan yang ditawarkan kepada investor untuk menghadapi peningkatan suku bunga. Dari sudut perusahaan saham preferen denngan tingkat mengambang sangat menarik sebab dapat dijual dengan deviden yang rendah pada awalnya dan tingkat deviden akan turun jika tingkat suku bunga menurun.
Bentuk lain yaitu saham preferen dengan pembayaran yang sejenis dengan deviden, biasanya tidak tergantung dengan deviden kas tetapi dibayar dengan tambahan saham preferen. Setelah periode waktu tertentu, umumnya 5 atau 6 tahun, saham preferen dengan pembayaran yang sejenis dengan deviden diperkirakan mulai membayar dengan kas atau pemegang saham diberi kesempatan untuk menukar dengan yang lainnya, misalnya dengan surat berharga yang umum.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Saham Preferen
a. Dari Sisi Perusahaan
Keuntungan:
1. Pembayaran deviden atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan degan bunga utang. Ketidakmampuan pembayaran deviden kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga utang yang dapat mengancam kebangkrutan.
2. Mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pengaruh keuangan. Saham preferen mewajibkan perusahaan untuk membayar hanya deviden tetap kepada pemegangnya. Hal ini menyebabkan meningkatknya pengaruh keuangan perusahaan. Peningkatan pengaruh keuangan akan memperbesar dampak terhadap perubahan pendapatan pada pemegang saham biasa.
3. Perusahaan dapat menghindari pembayaran pokok pinjaman karena saham preferen seringkali tidak mempunyai masa maturity seperti hutang.
Kerugian:
1. Biaya modal setelah pajak lebih tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena deviden saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak sedangkan bunga hutang mengurangi pendapatan kena pajak.
2. Meskipun bisa bersifat kumulatif, deviden saham preferen mirip dengan pembayaran bunga obligasi yang sifatnya tetap dan harus dibayar, karenanya saham preferen bisa meningkatkan risiko keuangan perusahaan.
3. Saham preferen umumnya sulit untuk dijual. Banyak investor menilai saham preferen tidak menarik dibandingkan obligasi karena adanya keterbatasan kemampuan penerbit untuk tidak memberikan deviden.

b. Dari Sisi Investor
Saham preferen mempunyai keuntungan:
1. Memberikan pendapatan yang layak;
2. Dalam hal likuidasi, pemegang saham preferen mempunyai hak istimewa melebihi pemegang saham biasa.
Kerugian:
1. Fluktuasi harga dalam saham preferen biasanya lebih besar daripada obligasi sedangkan pendapatan obligasi seringkali lebih tinggi.
2. Tunggakan deviden yang menumpuk seringkali jarang dilunasi dalam bentuk kas yang sebanding dengan jumlah tunggakan.

Keputusan Penggunaan Saham Preferen
Di bawah ini ada beberapa keputusan yang sebaiknya dilakukan perusahaan berkenaan dengan saham preferen.
1. Jika keuntungan perusahaan cukup tinggi dan melebihi pembayaran deviden saham biasa, akan menguntungkan jika perusahaan mempunyai tingkat hutang tertentu.
2. Bila keuntungan dan pendapatan perusahaan berfluktuasi, pemakaian utang dengan bunga tetap mempunyai risiko yang relatif tinggi.
3. Pemakaian saham preferen akan sangat menguntungkan terutama bila perusahaan mempunyai rasio hutang yang relatif tinggi.
4. Jika biaya saham preferen relatif tinggi sedangkan biaya surat berharga lain tinggi, akan sangat menguntungkan bagi perusahaan jika mengunakan saham preferen sebagai sumber pendanaan.

WARRANTS (WARAN)
Adalah suatu opsi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah lembar saham pada harga yang telah ditentukan. Waran serupa dengan opsi jenis call (call option) yang diterbitkan oleh perusahaan. Biasanya waran diterbitkan bersama (attached) dengan penerbitan atau penjualan obigasi suatu perusahaan. Pembeli obligasi akan memperoleh sejumlah waran sebagai bonus.
Waktu untuk melakukan pembelian saham atau exercise warrant ada dua macam yaitu: dilakukan kapan saja selama masih dalam satu periode yang telah ditentukan (american call option) atau dapat di exercise pada waktu yang telah ditentukan (european call option).

Tujuan Menerbitkan Waran
1. Melancarkan penjualan obligasi. Ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kurang potensial untuk menerbitkan saham. Maka waran disebut sebagai pemanis atau sweetener penerbitan obligasi. Namun pada perkembangan terakhir waran juga diterbitkan oleh perusahaan besar seperti AT&T pada tahun 1970.
2. Dengan adanya waran, pembeli obligasi akan memiliki kesempatan menikmati kenaikan nilai atau harga saham perusahaan (capital gain). Jika harga saham naik melebihi harga beli yang tertera pada waran, pemegang waran akan menggunakan hak untuk membeli sejumlah lembar saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan (waran di-exercise).

Karakteristik Waran
Exercise Price (X)
Exercise price adalah harga yang tertera pada waran. Pemegang waran dapat membeli sejumlah lembar saham pada harga ini. Pemegang waran hanya akan mengunakan haknya jika harga saham di pasar (S) lebih tinggi dari exercise waran (X). Pada dasarnya hanya ada satu exercise price pada suatu waran. Namun ada juga waran yang memiliki exercise price yang semakin tinggi (stepped-up exercise price). Misalnya untuk waran dengan maturity 10 tahun, untuk 5 tahun pertama exercise price-nya $25 dan untuk 5 tahun kedua exercise price-nya menjadi $30. Stepped-up exercise price ini digunakan untuk mendorong pemilik waran untuk segera menukarkan warannya dengan saham jika nilai perusahaan meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat.

Expiration Date
Meskipun ada beberapa waran yang tidak memiliki batas usia, pada umumnya waran mempunyai tanggal jatuh tempo. Misalnya waran dengan usia 10 tahun; pemegang waran ini hanya memiliki hak membeli saham pada harga yang telah ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga saham (S) tidak pernah melebihi harga waran (X), pemegang waran tidak akan pernah menikmati keuntungan dari exercise warrant. Seperti halnya stepped up exercise price, expiration date juga merupakan alat bagi perusahaan penerbit waran untuk memaksa pemegang waran melakukan exercise. Misalnya sehari menjelang expiration date harga saham lebih tinggi dari exercise price; maka pemegang waran tidak punya pilihan lain kecuali segera menggunakan haknya untuk membeli saham. Ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari kenaikan harga saham yang lebih tinggi lagi.

Detachability
Waran biasanya dijual bersama obligasi atau sekuritas lainnya (attached), namun bisa juga dijual secara terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi investor memiliki alternatif untuk menjual waran sendiri, obligasi sendiri atau kombinasi keduanya.

Exercise Ratio
Exercise ratio menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise price untuk satu lembar waran; misalnya exercise ratio 2 berarti 1 waran dapat digunakan untuk membeli 2 lembar saham pada exercise price.

Perbedaan Waran dengan Call Option
Meskipun waran dapat disamakan dengan call option, ada perbedaan mendasar pada kedua produk finansial ini. Exercise call option sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan penerbit saham (yang sahamnya digunakan sebagai underlying asset) sehingga perusahaan penerbit saham sama sekali tidak terlibat meskipun informasi harga saham mereka dimanfaatkan oleh penjual dan dan pembeli option. Pada waran, pihak yang menerbitkan call option pada suatu saham adalah perusahaan penerbit saham itu sendiri. Jika terjadi exercise waran, perusahaan harus menyediakan (menjual) saham baru dan menerima pembayarannya senilai exercise price warrant. Akibatnya jumlah saham beredar dan modal sendiri perusahaan bertambah.

Perbedaan Waran dengan Obligasi Konversi
Obligasi konversi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukar atau diubah menjadi saham biasa atas kehendak pemegang obligasi pada kondisi yang telah ditentukan sebelumnya. Obligasi konversi pada dasarnya sama dengan obligasi biasa ditambah hak untuk mengubah obligasi ke saham. Sama halnya seperti pemegang waran, pemegang obligasi konversi dapat ikut menikmati kenaikan harga saham (capital gain). Mereka cenderung mempertimbangkan untuk mengubah obligasinya menjadi saham jika nilai atau harga saham perusahaan meningkat.
Meskipun waran dan obligasi konversi nampak mirip dari segi penyediaan kesempatan bagi pemegang obligasi untuk ikut menikmati capital gain, namun ada perbedaan utama antara keduanya. Pertama, jika obligasi konversi diubah menjadi saham, hutang perusahaan dihilangkan dan biaya bunga berkurang; sedangkan saat waran ditukar menjadi sejumlah saham, hutang dan biaya bunga tidak berubah. Kedua, jika obligasi konversi ditukar dengan saham, tidak ada dana baru yang masuk ke perusahaan. Yang terjadi hanya sekedar perubahan status dari hutang menjadi modal sendiri; sedangkan saat waran ditukar dengan sejumlah saham, ada dana baru yang masuk ke perusahaan.

Penilaian Waran
Untuk lebih memahami tentang penilaian suatu waran berikut ini disajikan sebuah contoh:
Informatic Corporation menjual 1 lembar obligasi plus 20 lembar waran sebagai bonus. Waran ini memiliki exercise ratio = 1 (artinya 1 waran dapat digunakan untuk membeli 1 saham). Exercise price = $22 dan expiration date 10 tahun mendatang. Obligasi yang dijual menawarkan bunga 8%/tahun dengan pembayaran sekali setahun dengan nilai nominal $1,000 serta jatuh tempo dalam waktu 20 tahun. Obligasi ini harus memberikan bunga 10%/tahun jika dijual tanpa bonus waran. Investor mau menerima bunga 8% padahal seharusnya 10%, hal ini terjadi karena mereka menerima bonus waran; artinya pemodal di pasar akan meminta bunga 10%/tahun untuk obligasi sejenis yang dijual tanpa waran. Misalnya harga saham perusahaan tersebut $20, deviasi standar harga saham 40% per tahun dan suku bunga bebaas risiko (krf) aalah 6%/tahun.
Berdasarkan konsep penilaian obligasi dengan pendekatan discounted cash flow, expiration value obligasi adalah present value dari seluruh penghasilan akibat membeli obligasi tersebut.

Harga Obligasi dijual dengan 20 waran= 20
∑ $80 + $1000
t=1 (1.10)t (1.10)20

PV = $80 (PVIFA, 10%, 20) + Nilai nominal (PVIF, 10%,20) =
$681.9 + 148.64 = 829.73
$1000 – 830 = 170
Nilai selembar waran = 170:20 $8.5

Pembagian deviden tunai cenderung menurunkan nilai waran. Dalam jangka pendek pembagian deviden akan menurunkan nilai saham karena ada sebagian keuntungan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Deviden adalah hak pemegang saham atau pemilik perusahaan sedangkan pemegang waran bukanlah pemilik perusahaan sehingga tidak berhak atas deviden. Hal ini merugikan pemegang call option atau waran yang selalu mengharapkan nilai saham naik agar dapat melakukan exercise untuk memperoleh keuntungan.
Dilution effect (efek pengenceran) cenderung menurunkan nilai teoritis waran. Pemegang waran harus selalu ingat bahwa jika ia melakukan exercise waran, ia akan menerima sejumlah lembar saham baru sehingga jumlah lembar saham perusahaan akan bertambah. Di lain pihak perusahaan juga akan menerima dana baru sejumlah exercise price waran. Masalahnya adalah bahwa exercise price ini lebih kecil dari harga pasar saham perusahaan (karena pemegang waran hanya akan melakukan exercise waran jika ia dapat membeli saham baru di bawah harga pasar).
Misalnya pada saat ini terdapat 1 juta lembar saham yang beredar. Harga saham saat ini adalah $51.87. Expected rate of return (ROR) setahun mendatang adalah 13.5%. Jika setiap saham senilai $51,87 dapat menghasilkan ROR sebesar 13.5%, maka earning per share (EPS) adalah $7 (13.5% X 51.87). Total earning perusahaan adalah $7 juta (7 X 1 juta lembar saham).
Jika terjadi exercise waran saat ini , katakanlah perusahaan harus mengeluarkan 100.000 lembar saham baru dengan harga sebesar exercise price yang hanya $22 (jauh di bawah harga pasar $51.87). Ini berarti perusahaan memperoleh dana baru sebesar $2,2 juta (dari 22 X 100.000). Dana $2,2 juta ini akan menghasilkan earning sebesar $297,000 (dari 2.2 juta X 13.5%). Maka EPSnya adalah: ($7 juta + $297,000) / ($1 juta + 0,1 juta) = $6.63. Angka ini lebih kecil dibandinglkan dengan EPS sebesar $7.

SEKURITAS KONVERTIBEL
Sekuritas konvertibel adalah obligasi atau saham preferen yang dapat diubah menjadi saham biasa perusahaan yang sama dengan menggunakan hak yang dimiliki pemegang opsi. Jika sudah ditukar menjadi saham biasa, saham tidak dapat dipertukarkan lagi menjadi obligasi atau saham preferen. Rasio pertukaran antara saekuritas konvertibel dengan saham biasa dapat dinyatakan dalam harga konversi atau rasio konversi. Misalnya, Obligasi Silicon Valley Software Company dengan nilai pari $1000 memiliki convertion ratio (CR) 20. Maka setiap obligasi dapat ditukar menjadi 20 lembar dengan harga konversi (convertion price) sebesar $1000/20 = $50.
Convertion Price = Nilai pari obligasi/jumlah lembar saham yang diterima
Convertion Ratio = Nilai pari obligasi/convertion price.

Rasio atau harga konversi dapat mengalami perubahan. Harga konversi sekuritas konvertibel dapat mengalami peningkatan dalam kurun waktu tertentu. Misalnya obligasi dengan nilai nominal mengalami harga konversi $40 selama 5 tahun pertama, $45 untuk 5 tahun berikutnya dan $50 untuk lima tahun berikutnya lagi dan seterusnya. Dengan cara ini banyaknya saham biasa yang dapat ditukar dengan obligasi semakin sedikit seiring dengan berjalannya waktu. Biasanya harga konversi disesuaikan dengan setiap pemecahan saham atau pembagian saham deviden yang terjadi selama sekuritas dijual. Jika saham biasa dipecah dari 1 menjadi 2, maka harga konversi juga dibagi 2. Peraturan ini melindungi pemegang obligasi dan dikenal dengan sebutan klausula antipenipisan (antidilution clause).

Nilai Konversi dan Premi Konversi
Nilai konversi adalah nilai sekuritas konvertibel dalam bentuk saham biasa yang dapat dikonversi dengan sekuritas. Nilai konversi ini sama dengan rasio konversi dikalikan dengan harga pasar pertumbuhan saham. Misalnya, jika saham Silicon Valley dijual seharga $50 dan rasio konversi adalah $22.86 maka nilai konversi satu obligasi adalah $22.86 X $50 = $1.143.
Pada saat penerbitan, sekuritas konvertibel diberi harga lebih tinggi daripada nilai konversi. Selisihnya disebut premi atas nilai konversi. Misalnya, obligasi Silicon Valley dijual kepada publik dengan harga $1000 per lembar. Harga pasar saham biasa pada saat penerbitan konvertibel adalah $38.50. Maka nilai konversi setiap obligasi adalah 22.86 X $38.50 = $880. Selisih dari $1000 - $880 yaitu sebesar $120 adalah premi atas nilai konversi. Biasanya premi ini dinyatakan dalam bentuk persentase = 120/880 = 13.6%.
Penilaian Obligasi Konversi
Obligasi konversi bisa disamakan dengan obligasi biasa ditambah dengan call option. Untuk lebih jelas kami sajikan contoh berikut:
Selembar obligasi konversi dengan nilai nominal $1000 dapat ditukar dengan 1000 lembar saham perusahaan penerbit obligasi tersebut. Perusahaan memiliki 1000 lembar obligasi konversi, sehingga jika obligasi ini dikonversi semua, maka akan mendapat tambahan 1000 X 1000 atau 1 juta lembar saham baru.
Harga obligasi konversi tergantung pada nilai obligasi (bond value) dan nilai konversi (convertion value). Karena terdapat 1000 lembar obligasi konversi dengan nilai $1000, maka nilai utang perusahaan adalah $1 juta. Nilai obligasi sendiri tergantung pada nilai perusahaan penerbit obligasi.
Jika nilai perusahaan (hutang ditambah modal sendiri) pada saat obligasi jatuh tempo adalah sebesar $0.5 juta , sedangkan utang perusahaan $1 juta, maka perusahaan dalam kondisi bangkrut sehingga pemilik perusahaan harus menyerahkan seluruh perusahaannya kepada pemberi utang (kreditur). Nilai pasar obligasi adalah $0.5 juta; meskipun nilai buku utang adalah $1 juta , investor yang bijak tidak akan bersedia membeli obligasi tersebut senilai nilai bukunya karena ia tahu bahwa perusahaan hanya dapat membayar $0.5 juta.
Jika nilai perusahaan pada saat obligasi jatuh tempo senilai $1 juta, seluruh uang ini akan menjadi pemilik pemegang obligasi karena perusahaan memiliki utang sebesar $1 juta. Maka nilai obligasi adalah $1 juta.
Jika nilai perusahaan pada saat obligasi jatuh tempo adalah $2 juta, maka perusahaan harus membayar $1 juta dan sisanya sebesar $1 juta adalah milik pemegang saham. Maka nilai obligasi minimum adalah 0 (jika perusahaan tidak ada nilainya sama sekali) dan nilai maksimum obligasi adalah $1 juta (jika nilai perusahaan sama dengan atau lebih besar dari $1 juta).

0 Response to "Hybrid Financing : Prefered Stock, Warrants and Convertible"

Mutiara dari Baginda Nabi SAW

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.

Kata Pilihan 1

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Kata Pilihan 2

Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kehilafan, berputus asa dengan kehilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kehilafan yang kamu lakukan, wahai Ibn ‘Imran.

Kata Pilihan 3

Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (QS. Al-An'âm [6]: 162-163)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel